Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Dua Jet Tempur F-16 Singapura Lakukan Scramble Menuju Wilayah Perbatasan Malaysia

Dua Jet Tempur F-16 Singapura Lakukan Scramble Menuju Wilayah Perbatasan Malaysia
Jet Tempur F-16 Singapura

 

VELOX.CO.ID - Scramble, alias lepas landas cepat dalam waktu lima menit sejak perintah dilayangkan, menjadi kemampuan penting yang harus dimiliki oleh setiap skadron tempur dimana pun dan kapan pun. Persisnya, Sabtu kemarin (11/9/2021), flight jet tempur Angkatan Udara Singapura (RSAF) pada pukul 09.20 waktu setempat melakukan scramble setelah radar hanud Negeri Pulau itu mengidentifikasi adanya pelanggaran dan ancaman pada ruang udaranya.

Dikuip dari alert5.com, dua jet tempur F-16 AU Singapura melakukan scramble dari Pangkalan Udara Paya Lebar. Dari penuturan avgeek setempat, disebutkan kedua jet tempur tersebut terbang dalam kesiapan tempur penuh, diantaranya tampak menggotong rudal udara ke udara AIM-9X Sidewinder dan AIM-120 AMRAAM.

Scramble kedua jet tempur itu dilakukan setelah radar hanud mengidentifikasikan sebuah helikopter milik Kepolisian Malaysia yang terbang melintasi Pulau Tekong. Pulau Tekong yang posisinya memang berbatasan dengan Malaysia (dipisahkan oleh selat), merupakan instalasi militer yang penting bagi Singapura, dimana terdapat Basic Military Training Centre (BMTC).

Sumber dari Kementerian Pertahanan Singapura kemudian menyebut bahwa setelah dipastikan obyek bukan ancaman, selanjutnya kedua jet tempur F-16 langsung mengentikan aksi intercept dan return to base. Dilansir dari channelnewsasia.com, Kemhan Singapura mengatakan, “Rata-rata, pesawat tempur RSAF dikerahkan untuk menyelidiki dan menangani 350 potensi ancaman udara setiap tahun.”

Terkait dengan scramble, memang menarik untuk dicermati, para penerbang tempur TNI AU pun sudah menjadikan scramble sebagai syarat dari kesiapan tempur dasar. Seperti para penerbang F-16 di Skadron Udara 16 Lanud Roesming Nurjadi Pekanbaru, dalam hitungan waktu kurang dari 3 menit, empat penerbang sudah full mengenakan perlengkapan terbang dan berlari menuju shelter pesawat yang jaraknya sekitar 50 meter dari lounge yang disebut sebagai scramble room.

Dengan dukungan ground crew yang sigap, dalam waktu singkat satu flight jet tempur F-16 C/D Block52ID sudah dalam posisi siap tinggal landas di runway .

Pada kondisi yang tidak diduga, pesawat tempur harus secepat mungkin mengudara, mengingat ancaman dapat muncul sewaktu-waktu, kecepatan reaksi dan identifikasi pada sasaran menjadi poin utama dalam operasi pertahanan udara. Inilah yang menjadi standard operating procedure (SOP) yang telah digariskan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dalam melakukan intercept pada sasaran di udara. Momen di atas adalah bagian dari aktivitas scrambling atau scramble yang jamak dilakukan setiap penerbang tempur di seluruh dunia.

Untuk ‘menghadapi’ scramble, Skadron Udara 16 telah menyiapkan pilot on duty selama 24 jam. Begitu juga dengan tim ground crew yang pararel dengan penyiapan operasional pesawat tempur sewaktu-waktu. (Haryo Adjie)[indomiliter]