Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Intelijen Militer di Dunia dan Divisinya

karawangportal
(AFP PHOTO/ANDREW MILLIGAN)

 

VELOX - Dalam sejarah perang di masa lalu, sejumlah negara telah menggunakan jasa intelijen militer (MI) secara efisien untuk mendapatkan informasi tentang lawannya. Intelijen militer difokuskan untuk mengumpulkan, menganalisis, melindungi serta menyebarkkan informasi strategis dan bernilai taktis. 

Informasi termasuk tentang musuh, medan, dan cuaca di area operasi atau area yang dibidik. Selain itu, informasi tentang pengambilan keputusan politik, niat militer, dan gerakan pembangkangan. Aktivitas intelijen dilakukan selama masa perang dan damai. Intelijen militer memiliki sejarah yang panjang.

Menurut karya teoritis tentang pengumpulan informasi ditulis sekitar 500 SM di China kuno, sebagaimana yang dilansir dari New World Encyclopedia. Sedangkan, pengintaian untuk mengumpulkan informasi ditulis oleh jenderal Kartago Hannibal pada 200 SM dan Alexander Agung pada 340 SM.

Amerika Serikat 

Meskipun mata-mata dan proses pengumpulan informasi banyak digunakan selama konflik, seperti Revolusi Amerika dan Perang Sipil Amerika, belum ada organisasi resmi yang didedikasikan dalam intelijen militer, hingga Mei 1917. Disebut MIS (Bagian Intelijen Militer), organisasi ini berkembang dari hanya tiga perwira dan dua pegawai pada permulaannya. 

Kemudian berkembang menjadi terdiri dari 282 perwira dan 948 pegawai pada akhir Perang Dunia I. MIS menghasilkan ringkasan intelijen harian dan mingguan yang mencakup topik militer, politik, sosial, dan ekonomi, yang didistribusikan ke posisi tingkat tinggi seperti kepala staf angkatan darat, sekretaris negara, dan presiden. 

Komunitas intelijen AS modern terdiri dari banyak organisasi, termasuk Badan Keamanan Nasional (NSA), Badan Intelijen Pusat (CIA), Badan Intelijen Pertahanan, dan organisasi dalam setiap cabang militer.

Inggris 

Di Inggris, ada sejumlah badan yang didedikasikan untuk menangani aspek intelijen militer, seperti Dinas Intelijen Rahasia (SIS), Dinas Keamanan, dan Staf Intelijen Pertahanan (DIS). SIS yang juga dikenal dengan nama MI6 (Intelijen Militer 6) berasal pada 1909, sebagai.

Bagian Luar Negeri dari Biro Dinas Rahasia, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan intelijen di luar negeri. Setelah Perang Dunia I, itu menjadi badan terpisah dan mulai disebut sebagai SIS. 

Dinas Keamanan, juga dikenal sebagai "MI5" (Intelijen Militer 5), juga berasal pada 1909 sebagai bagian dari Biro Dinas Rahasia, dan bertanggung jawab atas intelijen dalam negeri. 

Setelah berakhirnya Perang Dingin, fokus utama diubah, dan Dinas Keamanan menganggap kontraterorisme internasional sebagai prioritas utama. DIS, bagian dari Kementerian Pertahanan, dibentuk pada 1964.

Rusia dan Uni Soviet 

Selama Perang Dingin, Uni Soviet memiliki salah satu kelompok MI dan badan keamanan paling terkenal, yaitu Komite Keamanan Negara (KGB). Setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia merestrukturisasi sebagian besar KGB. Pada 1995, Rusia membentuk FSB akronim dari "Dinas Keamanan Federal Federasi Rusia", yang bertanggung jawab atas sebagian besar kontraintelijen militer Rusia. 

GRU (Direktorat Intelijen Utama) adalah satu-satunya organisasi yang mempertahankan sebagian besar organisasi dan pendekatan era Sovietnya. Sumber utama intelijen militer Rusia, GRU terlibat dalam spionase dan pengumpulan intelijen di seluruh dunia. 

Perancis 

Seperti banyak negara lain, Perancis memanfaatkan mata-mata jauh sebelum munculnya komunitas intelijen modern di abad ke-19. Mata-mata digunakan selama Abad Pertengahan, dan intelijen militer memainkan peran penting selama era Napoleon dan Era Kekaisaran. Ketika Perang Dunia I dimulai, 

Perancis memiliki salah satu pasukan intelijen paling terorganisir dan terampil di dunia. Ada divisi MI di setiap cabang militer Perancis (Angkatan Darat Angkatan Laut, dan Angkatan Udara), serta di dalam Kementerian Pertahanan. Semuanya dikoordinasikan oleh SGDN (Sekretariat Jenderal Pertahanan Nasional).

China 

Secara historis, Partai Komunis telah mengontrol sebagian besar intelijen militer di China. Sebelum komunis mengambil alih kekuasaan pada 1949, mereka menggunakan intelijen yang disediakan oleh Departemen Sosial Pusat, memungkinkan mereka untuk muncul sebagai pemenang di medan perang.

Setelah Partai Komunis berkuasa, Departemen Investigasi Pusat dibentuk. Selama 1950-an, Departemen Investigasi Pusat memiliki kantor di setiap kedutaan besar China Pada 1977, petugas intelijen ditarik dari kedutaan besar China, sebagai gantinya dikirim keluar dengan menyamar sebagai pengusaha, cendekiawan, dan jurnalis. 

Pada 1983, Departemen Investigasi Pusat digabungkan dengan elemen kontraintelijen dari Kementerian Keamanan Publik, dan berganti nama menjadi Kementerian Keamanan Negara. 

Dampak global 

Operasi intelijen militer memiliki dampak yang jelas dalam sejarah dunia. Tidak hanya perolehan intelijen, baik akurat maupun tidak akurat, mempengaruhi hasil perang dan negosiasi politik. Namun, juga sangat mempengaruhi perkembangan teknologi, terutama di bidang sinyal intelijen. 

Tanpa tekanan di seluruh dunia untuk mengembangkan metode komunikasi yang lebih baik dan lebih aman, kecil kemungkinan kemajuan seperti itu dalam sistem komunikasi dunia akan terjadi cepat.